QCP: Bitcoin belum dipertimbangkan sebagai lindung nilai, peserta masih cenderung bertahan hingga situasi lebih jelas muncul

QCP mengeluarkan pernyataan hari ini yang menyatakan bahwa Amerika Serikat telah menunjukkan kekuatan dan kebijakan keunggulan strategisnya dengan menerapkan taktik pencegahan melalui angka tarif yang dibesar-besarkan. Pasar obligasi mulai mengirimkan sinyal peringatan. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun melonjak hingga 4,6%, dan imbal hasil obligasi AS 30 tahun menembus 5%, mengganggu sentimen risiko. Jika Trump berharap untuk meningkatkan pasar saham selama masa jabatannya, imbal hasil jangka panjang harus turun alih-alih naik. Penjualan di pasar obligasi telah mempercepat tekanan untuk intervensi Federal Reserve. Sekarang tampaknya mendekati titik balik.
Minggu lalu, The Fed menunjukkan kesiapannya untuk mengambil tindakan guna menstabilkan kondisi keuangan. Gubernur Waller lebih lanjut menegaskan pergeseran ini, mengusulkan bahwa perhatian The Fed beralih ke risiko resesi, secara implisit mengabaikan masalah inflasi secara terus-menerus yang sekarang mereka gambarkan sebagai "sementara". The Fed sebelumnya telah menerapkan label "sementara" ini pada berbagai siklus inflasi, tetapi siklus ini jauh dari sementara. Meskipun demikian, mekanisme perlindungan The Fed secara bertahap semakin mendekat dan pasar sekarang mengharapkan akan ada tiga setengah pemotongan suku bunga pada tahun 2025.
Sementara itu, ketika ketegangan geopolitik meningkat, emas terus naik. Ketika obligasi AS dan dolar kehilangan sebagian dari daya tarik tradisional mereka sebagai tempat berlindung yang aman, emas telah menjadi alat penyimpan nilai yang lebih disukai di pasar. Bitcoin berbeda dari emas karena tidak menerima permintaan untuk lindung nilai. Narasi "penyimpanan nilai alternatif" gagal menarik minat dalam lingkungan makro saat ini. Peserta pasar tetap bersikap defensif. Mereka terus berfokus pada perlindungan risiko penurunan hingga situasi yang lebih jelas muncul.