3 Faktor Pendorong Bitcoin Bisa Sentuh US$100.000!

Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, telah berhasil mencetak tonggak sejarah baru mencapai harga US$100.000 pada 5 Desember 2024, sebuah momen bersejarah yang dirayakan oleh komunitas kripto global. 

Hingga saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$102.800 dengan volume perdagangan harian yang membludak hingga US$123 miliar, mendorong kapitalisasi pasarnya naik 6% menjadi US$2,16 triliun, sebuah rekor baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pergerakan harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: TradingView

Kenaikan Bitcoin ini terutama didorong oleh berbagai faktor yang mendukungnya, termasuk pemerintahan Donald Trump yang akan datang, adopsi investor institusi yang meningkat, hingga kondisi ekonomi makro yang mendukung.

Baca juga: Arti Kemenangan Donald Trump bagi Industri Kripto di AS

Dukungan dari Pemerintahan Donald Trump

Pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump menjadi salah satu pendorong utama reli Bitcoin. Sejak kemenangannya dalam Pemilihan Presiden AS pada 5 November 2024, dengan Bitcoin yang terus menunjukkan penguatan hingga mencapai level US$90.000 untuk pertama kalinya, dan terus bertahan di level tersebut selama berminggu-minggu.

Adapun, pencapaian Bitcoin dalam menyentuh US$100.000 kali ini terjadi setelah Trump mengumumkan pengangkatan Paul Atkins, mantan Komisaris Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan pendukung aset digital, sebagai pengganti Gary Gensler sebagai Ketua SEC baru. 

Dalam pernyataannya di Truth Social, Trump menyebut Atkins sebagai pemimpin yang pro-kripto, mendukung inovasi pasar modal, dan menjadi simbol regulasi yang masuk akal. Trump juga menunjuk Scott Bessent, pendiri Key Square Capital Management, sebagai Menteri Keuangan AS, dan Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, sebagai Kepala Departemen Perdagangan AS. 

Kombinasi ini menciptakan harapan bahwa pemerintahan Trump akan menjadi yang paling pro-kripto sepanjang sejarah AS, dengan ekspektasi adanya regulasi yang ramah yang dapat mendorong pertumbuhan ekosistem kripto di negaranya.

Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor US$95.000 Gara-gara Ini!

Dukungan Investor Institusi Melalui ETF Bitcoin

Momentum Bitcoin juga didorong oleh lonjakan investasi institusional. Pada Januari 2024, SEC menyetujui Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin, sebuah langkah yang mengubah lanskap investasi bagi pelaku institusi dan membuka pintu bagi perusahaan besar untuk masuk ke pasar kripto sambil tetap mematuhi regulasi yang berlaku di negaranya.

Lonjakan minat investor institusi terhadap investasi Bitcoin semakin ditunjukkan dengan kehadiran perdagangan opsi untuk ETF BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang mencatat volume perdagangan hingga US$1,9 triliun hanya dalam satu hari pada 19 November 2024. Kenaikan ini mendorong peningkatan harga mencapai di atas US$94.000 pada saat itu.

Baca juga: ETF Bitcoin Opsi BlackRock Catat Volume Trading Rp30 Triliun Pasca Debut

Kondisi Ekonomi Makro yang Menguntungkan

Dalam era yang ditandai oleh inflasi, penurunan nilai mata uang, dan dinamika geopolitik yang terus berubah, Bitcoin muncul sebagai solusi menarik untuk mengatasi masalah ekonomi makro global dengan banyak investor institusi yang mulai mencari perlindungan dari kondisi ekonomi yang semakin tak stabil.

Dengan laju inflasi yang meroket, mata uang fiat di seluruh dunia mengalami penurunan daya beli yang signifikan. Khususnya, inflasi di AS sempat mencapai puncaknya pada 9,1% di tahun 2022, angka tertinggi dalam empat dekade terakhir.

Merespons tantangan ekonomi, Federal Reserve mulai mengadopsi kebijakan yang lebih akomodatif, ditandai dengan pemotongan suku bunga terbaru. Likuiditas yang dihasilkan dari langkah ini menjadi peluang subur bagi pertumbuhan Bitcoin.

Selain itu, mata uang fiat semakin melemah setelah bertahun-tahun bank sentral membanjiri pasar dengan likuiditas. Kondisi ini memicu minat baru pada aset keras, termasuk emas dan Bitcoin, yang sering kali dijuluki sebagai “emas digital”. 

Apa yang membuatnya menarik bagi institusi adalah bahwa Bitcoin memiliki pasokan tetap sebanyak 21 juta koin, yang diklaim kebal terhadap inflasi dan oleh karena itu dianggap sebagai salah satu aset terbaik untuk lindung nilai.

Baca juga: JPMorgan Sarankan Kepemilikan Bitcoin di Portofolio untuk Lindung Nilai

Proyeksi Bitcoin di Masa Depan

Setelah mencapai US$100.000, banyak analis memproyeksikan bahwa Bitcoin masih memiliki ruang besar untuk terus tumbuh. Matthew Sigel dari VanEck memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai US$180.000 pada tahun depan, sementara laporan dari Bernstein menyebutkan angka US$200.000 pada akhir 2025. 

Proyeksi ini didukung oleh meningkatnya adopsi institusional, regulasi yang lebih ramah, serta dorongan dari pemerintahan Trump yang mendukung pertumbuhan ekosistem kripto.

Di sisi lain, Geoff Kendrick dari Standard Chartered telah lama mematok target US$200.000 di tahun mendatang, dengan antisipasi gelombang investasi institusional menjadi alasan utama di balik prediksi harga tersebut.

Baca juga:  Standard Chartered Prediksi Bitcoin ke US$125 Ribu Jika Trump Menang