Platform Alternatif YouTube Ini Berencana Investasikan Bitcoin Hingga Rp318 Miliar
Rumble, platform video alternatif YouTube, secara resmi mengumumkan rencananya untuk mengadopsi Bitcoin sebagai salah satu aset cadangan perusahaan. Langkah ini menambah daftar perusahaan publik yang mulai mengintegrasikan aset kripto terbesar dunia tersebut ke dalam strategi keuangan mereka.
Menurut keterangan resmi pada Senin (25/11), Rumble mengungkapkan bahwa dewan direksi perusahaan telah menyetujui alokasi investasi hingga US$20 juta senilai sekitar Rp318 miliar dalam bentuk Bitcoin.
Keputusan ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi aset perusahaan untuk mengamankan nilai jangka panjang dan melindungi aset dari inflasi.
Adapun, langkah ini tampaknya sejalan dengan pandangan Chris Pavlovski, Chairman dan CEO Rumble, yang sebelumnya mengisyaratkan niat perusahaan untuk menambahkan Bitcoin ke neraca keuangan mereka. Dalam jajak pendapat yang diadakan melalui platform X pada 19 November, sebanyak 93,9% dari 43.790 suara mendukung langkah tersebut.
“Kami percaya dunia masih berada pada tahap awal adopsi Bitcoin, yang semakin dipercepat oleh terpilihnya administrasi AS yang ramah terhadap kripto serta peningkatan minat dari institusi besar,” kata Pavlovski.
Ia menambahkan, Bitcoin merupakan aset yang kuat untuk melindungi nilai, tidak seperti mata uang fiat yang dapat mengalami depresiasi akibat pencetakan uang tanpa batas.Kendati demikian, pihak Rumble menegaskan bahwa kebijakan investasi ini bersifat fleksibel.
Alokasi dana untuk Bitcoin dapat ditangguhkan, dihentikan, atau disesuaikan sewaktu-waktu jika diperlukan.
Setelah pengumuman tersebut, saham Rumble mencatat kenaikan sebesar 12%, mencapai harga US$7,31 per lembar saham, menurut data Google Finance .
Baca juga: MicroStrategy Borong 12.000 Bitcoin
Menambah Daftar Perusahaan Publik yang Mengadopsi Bitcoin
Keputusan Rumble untuk mengadopsi Bitcoin sejalan dengan langkah sejumlah perusahaan publik lainnya yang telah menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan aset mereka.
Salah satu pionir dalam strategi ini adalah MicroStrategy, yang mulai mengadopsi Bitcoin pada tahun 2020. Hingga kini, MicroStrategy tercatat sebagai perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, yaitu sebanyak 331 BTC senilai sekitar US$36 miliar atau setara Rp573,2 triliun.
Baca juga: MicroStrategy Borong Bitcoin Senilai Rp72,8 Triliun, Kepemilikan Capai 331.200 BTC!
Baru-baru ini, MicroStrategy menambah portofolio Bitcoinnya dengan membeli 51.780 BTC senilai US$4,5 miliar, menjadikan pembelian tersebut sebagai salah satu akuisisi terbesar sepanjang sejarah yang pernah dilakukan oleh perusahaannya.
Selain itu, sejumlah perusahaan lain juga menunjukkan ketertarikan yang sama terhadap Bitcoin. Marathon Digital, salah satu miner Bitcoin terbesar, pada 18 November mengumumkan rencana penjualan obligasi konversi senilai US$700 juta untuk membeli lebih banyak Bitcoin.
Di sisi lain, penyedia solusi teknologi Semler Scientific mengumumkan pembelian tambahan 215 BTC senilai US$17,7 juta secara tunai pada November 2024, meningkatkan total kepemilikan mereka menjadi 1.273 Bitcoin.
Baca juga: Perusahaan Teknologi Medis Ini Beli Bitcoin Senilai Rp646 Miliar
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Interoperabilitas Dinyalakan - Memicu Masa Depan Multi-Rantai Kripto
Untuk mengakses laporan dalam bentuk PDF, klik di sini.
Warga Kanada didakwa mencuri kripto senilai $65 juta dari KyberSwap, Indexed Finance, masih buron
Ringkasan Cepat Andean Medjedovic didakwa dengan penipuan kawat, peretasan komputer, percobaan pemerasan, dan pencucian uang. Dia diduga mengeksploitasi kerentanan dalam kontrak pintar KyberSwap dan Indexed Finance untuk mencuri sekitar $48,8 juta dan $16,5 juta, masing-masing.
Bank dapat membatasi eksposur kripto tanpa aturan anti-pencucian uang yang jelas: TD Cowen
Ringkasan Singkat Pencegahan pencucian uang akan tetap menjadi prioritas utama bagi bank mengingat potensi konsekuensinya, kata TD Cowen dalam sebuah catatan. "Inilah mengapa kami percaya bahwa kontroversi mengenai penghentian layanan perbankan untuk entitas kripto tidak mungkin berakhir hanya karena ada regulator baru dengan kebijakan baru," kata TD Cowen pada hari Senin. Para pembuat undang-undang akan mengadakan dua sidang kongres minggu ini untuk membahas penghentian layanan perbankan.
CFTC mempertanyakan Crypto.com dan Kalshi terkait taruhan Super Bowl: laporan
Tinjauan Cepat CFTC sedang mempertanyakan Crypto.com dan Kalshi mengenai apakah kontrak acara olahraga Super Bowl LIX berbasis derivatif mereka sesuai dengan peraturan. Crypto.com pada bulan Desember meluncurkan platform derivatif yang memungkinkan pengguna memasang taruhan pada hasil Super Bowl LIX, yang akan berlangsung Minggu ini.