Harga Bitcoin Turun Pasca ATH, Rp8 Triliun Hangus Terlikuidasi
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, telah menunjukkan penurunan tajam mencapai US$95.800 usai menyentuh rekor tertinggi baru di US$99.650 pada 23 November 2024.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada Senin (25/11), Bitcoin sempat terjun di level US$95.000, sebelum pulih ke US$97.626 pada harga saat ini. Koreksi harga ini juga menyebabkan kapitalisasi pasar Bitcoin turun menjadi US$1,93 triliun.
Pergerakan harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCapPenurunan Bitcoin ini turut memengaruhi pasar altcoin, dengan Ether (ETH) yang mengalami penurunan hampir 3%, dari level di atas US$3.400 ke US$3.340. Sementara itu, Solana (SOL) dan XRP (XRP) masing-masing merosot sekitar 3% dan 7%, dengan BNB (BNB) mencatat penurunan lebih moderat di bawah 1%.
Lebih lanjut, memecoin terbesar termasuk Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) menunjukkan penurunan masing-masing mencapai 5% dan 7%, sedangkan Pepe (PEPE) melemah sekitar 4% dalam periode yang sama.
Koreksi pasar ini mengakibatkan gelombang likuidasi besar-besaran di pasar futures kripto, dengan total nilai mencapai US$505,85 juta atau sekitar Rp8 triliun menurut data CoinGlass . Likuidasi terbesar terjadi pada posisi long, di mana trader bertaruh harga akan naik, dengan total mencapai US$380 juta atau sekitar Rp6 triliun.
Likuidiasi kripto dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinGlass.Posisi futures BTC mencatat nilai likuidasi tertinggi sebesar US$77 juta, disusul oleh ETH dengan US$41,8 juta, dan DOGE sebesar US$34,6 juta.
Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor US$95.000 Gara-gara Ini!
Indikasi Sinyal Jual Bitcoin
Setelah mencatat kenaikan signifikan mencapai rekor tertinggi di UD$99.600, hanya sedikit langkah menuju tonggak sejarah baru di US$100.000, Bitcoin justru kini telah menunjukkan penurunan signifikan. Pergerakan ini menjadi perhatian banyak analis, yang mengamati kemungkinan adanya sinyal jual di pasar.
Analis on-chain Ali Martinez mencatat adanya sinyal jual berdasarkan indikator TD Sequential pada grafik 12 jam Bitcoin. Ia memprediksi koreksi lanjutan dapat membawa harga ke kisaran US$91.583 hingga US$85.610.
“Bitcoin perlu ditutup di atas US$100.535 untuk menghapus sinyal jual ini,” ungkap Martinez melalui postingannya di X.
Di sisi lain, trader veteran Peter Brandt menyoroti adanya dua ciri khas utama dari siklus bull market Bitcoin, termasuk pola parabolis dominan yang secara bertahap melemah dari waktu ke waktu, serta koreksi besar yang biasanya terjadi setelah breakout dari pola parabolis tersebut. Berdasarkan catatan historis, koreksi tersebut sering kali mencapai sekitar 80% (±5%) dari puncak harganya.
Brandt juga mengingatkan bahwa meskipun pola parabolis saat ini telah terlihat jelas, arah pasar Bitcoin ke depan akan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga. Jika pola tersebut terbukti benar, reli Bitcoin mungkin akan berlanjut di bulan Januari 2025. Namun, grafik tersebut juga menunjukkan koreksi substansial pada tahun mendatang.
Baca juga: Bitcoin Diprediksi Bisa Sentuh Rp2,4 Miliar pada 2025
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Bea Cukai AS menghentikan impor ASIC Bitmain di tengah spekulasi sanksi: laporan
Tinjauan Cepat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS telah menahan impor ASIC seri Bitmain Antminer S21 dan T21 hingga dua bulan. Langkah ini tampaknya tidak menargetkan produsen lain seperti MicroBT atau Canaan.
Avalanche9000 diluncurkan di testnet, lebih dari $40 juta ditawarkan dalam hadiah retroaktif
Ringkasan Cepat Avalanche9000 mencakup berbagai peningkatan teknis yang bertujuan untuk mengurangi biaya penerapan rantai sebesar 99,9%. Retro9000, sebuah program hibah senilai $40 juta untuk memberi penghargaan kepada pembangun yang mengembangkan blockchain Layer 1 dan alat lainnya di testnet Avalanche9000, juga diluncurkan pada hari Senin.
Platform memecoin berbasis Solana Pump.fun menonaktifkan fitur live streaming tanpa batas waktu
Ringkasan Cepat Individu menggunakan siaran langsung untuk tujuan yang semakin "keji" guna meningkatkan valuasi token mereka, termasuk laporan tentang pelecehan anak, bestialitas, dan ancaman bunuh diri.
Ethereum merebut kembali dominasi USDT, melampaui Tron untuk pertama kalinya sejak 2022
Sekilas Berikut adalah kutipan dari buletin Data dan Wawasan The Block.