Telegram Luncurkan Fitur Gift dengan Dukungan NFT Berbasis TON
Telegram, salah satu platform pesan instan terbesar di dunia, kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan fitur baru bernama Gift. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengirim hadiah dalam bentuk gambar animasi yang bisa ditampilkan di profil penerima atau dijual kembali dalam bentuk mata uang digital bernama Stars.
Namun, yang membuat inovasi ini lebih menarik adalah Telegram juga berencana memperkenalkan kemampuan untuk mengonversi Gift menjadi NFT berbasis blockchain TON (The Open Network) pada akhir tahun ini.
Hadiah Eksklusif dan Mata Uang Digital
Pada hari Sabtu (5/10/2024), CEO Telegram, Pavel Durov , mengumumkan peluncuran fitur Gift melalui kanal Telegram pribadinya. Dalam fitur ini, pengguna dapat memberikan hadiah berupa animasi khusus kepada teman-teman atau orang terdekat mereka.
Hadiah-hadiah ini kemudian dapat ditampilkan di profil penerima dalam sebuah tab khusus. Lebih dari sekadar penghias profil, hadiah tersebut juga bisa dijual kembali oleh penerima dengan imbalan Stars, mata uang digital di dalam aplikasi Telegram.
Stars sendiri merupakan mata uang yang diluncurkan oleh Telegram pada pertengahan tahun ini. Mata uang ini memungkinkan pengguna untuk membeli layanan digital lain di dalam aplikasi, termasuk mendukung kreator konten di Telegram.
Dengan fitur Gift, Telegram tidak hanya menciptakan cara baru untuk berinteraksi secara sosial, tetapi juga mengembangkan ekosistem ekonomi digital di dalam platformnya.
Konversi Hadiah Menjadi NFT
Salah satu aspek yang paling ditunggu-tunggu dari fituranyar tersebut adalah konversi hadiah-hadiah terbatas menjadi NFT. Menurut Durov, hadiah-hadiah eksklusif ini akan memiliki pasokan terbatas, sehingga menambah nilai kelangkaannya.
Nantinya, pengguna dapat mengubah hadiah-hadiah ini menjadi NFT berbasis TON yang bisa diperjualbelikan di luar platform Telegram. Setiap kepemilikan hadiah yang telah dikonversi akan tercatat di blockchain, memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menggunakannya sebagai aset digital.
Ini menjadi langkah strategis bagi Telegram dalam memperluas adopsi teknologi blockchain di platform-nya, meskipun pasar NFT saat ini tengah mengalami penurunan. Dengan memperkenalkan NFT dalam bentuk hadiah, Telegram memberi jalan bagi penggunanya untuk memanfaatkan aset digital dengan cara yang baru dan menarik.
Inovasi Telegram ini muncul di tengah-tengah menurunnya volume penjualan NFT secara global. Pada bulan September 2024, pasar NFT mencatat volume penjualan bulanan terendah sejak Januari 2021, hanya mencapai US$296 juta.
Ini merupakan penurunan signifikan, mengingat puncaknya terjadi pada Maret 2024 dengan volume transaksi mencapai milyaran dolar. Selain itu, jumlah transaksi NFT juga turun drastis sebesar 32 persen, dari 7,3 juta transaksi pada Agustus menjadi hanya 4,9 juta transaksi di bulan September.
Meskipun pasar NFT sedang mengalami tekanan, Telegram optimis dengan potensi jangka panjang dari aset digital ini. Fitur konversi hadiah menjadi NFT bisa menjadi salah satu pendorong kebangkitan pasar NFT, terutama dengan komunitas besar yang dimiliki Telegram.
Pengguna akan dapat melakukan lelang atau perdagangan NFT hadiah mereka di platform eksternal yang mendukung TON , memberikan fleksibilitas lebih bagi mereka dalam memanfaatkan aset digital.
Dampak pada Ekosistem Kripto
Dengan meluncurkan fitur ini, Telegram semakin memantapkan posisinya di dunia kripto. TON, blockchain yang mendasari konversi NFT di Telegram, sudah menunjukkan kinerja yang cukup baik meskipun pasar NFT sedang lesu.
Sejak awal tahun, Toncoin (mata uang asli dari TON) mengalami pertumbuhan sebesar 128 persen, meskipun ada fluktuasi di pasar. Ini menunjukkan bahwa TON masih memiliki daya tarik dan potensi di tengah tantangan pasar yang dihadapi industri kripto saat ini.
Fitur Gift di Telegram bisa jadi bukan hanya sekadar alat untuk mempererat hubungan sosial antar pengguna, tetapi juga peluang investasi di dunia digital.
Dengan NFT, Telegram memberi jalan bagi penggunanya untuk ikut serta dalam ekonomi digital yang terus berkembang, menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar komunikasi instan. [st]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Dogecoin, Bonk, dan Pepe Akan Menjadi Alokasi Aset Utama pada tahun 2025
Tarif yang diberlakukan Trump akan dimulai Selasa saat Meksiko, Kanada mengumumkan respons balasan
Pada hari Sabtu, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko, dengan tarif 10% pada energi dan minyak Kanada, serta tarif tambahan 10% pada China. Penerapan tarif ini ditunda hingga Selasa pukul 12:01 pagi. Presiden Meksiko Sheinbaum mengumumkan bahwa negara tersebut akan menerapkan langkah-langkah pembalasan tarif dan non-tarif, sementara PM Kanada Trudeau mengatakan pada Sabtu malam bahwa Kanada akan memberlakukan tarif 25% pada sejumlah barang Amerika sebagai tanggapan.
Mempool Bitcoin bersih saat jumlah transaksi mencapai titik terendah dalam 11 bulan
Transaksi di jaringan Bitcoin turun ke level terendah dalam 11 bulan pada bulan Januari, menunjukkan aktivitas yang berkurang di jaringan tersebut. Tumpukan transaksi Bitcoin yang belum diproses juga merosot, menyebabkan biaya transaksi mencapai rekor terendah saat penambang membersihkan mempool Bitcoin. Beberapa blok tidak terisi pada hari Sabtu. Beberapa perusahaan penambangan Bitcoin yang berbasis di AS sedang menjajaki diversifikasi operasi mereka dengan menawarkan komputasi untuk beban kerja AI dan komputasi berkinerja tinggi.
Cuaca dingin di AS mendorong penyesuaian kesulitan negatif pertama Bitcoin dalam empat bulan
Cuaca yang lebih dingin menyebabkan harga energi di AS meningkat, mendorong penyesuaian kesulitan penambangan Bitcoin ke bawah untuk pertama kalinya sejak akhir September 2024, menurut perusahaan penambangan Bitcoin Luxor. AS menyumbang 36% dari hashrate penambangan Bitcoin global, dengan Texas sendiri menyumbang hampir setengah dari jumlah tersebut, menurut perkiraan Luxor.