Meski Dilarang, China Masih Jadi Raja Mining Bitcoin Dunia
Pemerintah China telah lama melarang aktivitas mining kripto di negaranya, tetapi larangan tersebut tidak menghentikan negara itu untuk mendominasi industri mining Bitcoin di dunia.
Dalam sebuah postingan di X pada Senin (23/9/2024), CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, mengungkapkan bahwa mining pool asal China menyumbang hingga 55% dari hashrate jaringan Bitcoin secara global, jauh mengungguli Amerika Serikat yang hanya mengendalikan sekitar 40%.

Menurut Young Ju, dominasi itu disebabkan karena mining pool di China lebih banyak mendukung miner kecil di Asia, sementara AS umumnya lebih melayani miner institusional yang memiliki mining rig lebih canggih.
Baca juga: Krisis Suplai Listrik, Iran Tawarkan Bounty Bagi Pelapor Miner Kripto Ilegal
Aktivitas Mining Kripto Masih Dilarang di China
Dominasi China dalam hal mining Bitcoin tampaknya sangat kontras dengan sikap pemerintah yang menerapkan larangan penuh atas aktivitas mining dan trading kripto di negaranya sejak tahun 2021, guna mengurangi risiko keuangan dan mengontrol aliran uang dalam negeri.
Langkah tersebut menyusul aksi pemerintah sebelumnya yang telah melarang adanya Initial Coin Offerings (ICO) dan memberhentikan operasi exchange lokal pada tahun 2017.
Lebih lanjut, pemerintah China kini dikabarkan tengah berencana untuk melakukan amandemen signifikan terhadap regulasi anti-pencucian uang pada tahun 2024 mendatang, dengan memperluas cakupannya hingga transaksi kripto. Adapun usulan amandemen tersebut datang pada saat investor kripto di China telah menemukan cara untuk menyiasati larangan yang ada untuk mengakses pasar kripto.
Di sisi lain, mantan presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menyatakan dengan tegas bahwa negaranya tidak boleh tertinggal dari China terutama dalam hal teknologi kripto global. Ia juga menekankan bahwa Bitcoin seharusnya ditambang, dicetak, dan diproduksi di negaranya.
Baca juga: Pidato Donald Trump yang Pro Bitcoin Gagal Ciptakan Reli Harga
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Aave dan Chainlink Meluncurkan SVR untuk Meningkatkan Efisiensi Protokol

FDIC Memberi Kebebasan Bank Untuk Mengeksplorasi Kripto dengan Aturan Baru

Wasabi Menambahkan Vault Berachain dengan Imbal Hasil Hingga 300%

Analisis eksploitasi manipulasi oracle senilai $700k menyoroti kerentanan dalam brankas DeFi
Ringkasan Cepat Pada bulan Februari, serangan manipulasi oracle mempengaruhi protokol DeFi di jaringan Ethereum Layer 2 ZKsync, termasuk Venus Protocol, yang mengalami kerugian sebesar $717,000 akibat mengambil utang buruk. Penyerang memanipulasi nilai tukar stablecoin wUSDM yang dibungkus hasil dari Mountain Protocol dengan menggunakan pinjaman kilat dan mengeksploitasi kerentanan berbasis donasi dalam vault tokenisasi standar ERC-4626.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








