Blockchain di Flappy Bird? Inovasi atau Hanya Trik Pemasaran?
Teknologi blockchain, yang sering dipandang sebagai terobosan baru dalam industri gaming, kini mulai merambah game klasik.
Salah satu contoh yang mencolok adalah rencana kebangkitan Flappy Bird, permainan fenomenal yang sempat mendominasi pasar mobile pada 2013.
“Aku kembali! Satu dekade lalu, aku terkenal dan meroket bersama 100 juta teman. Kini, aku kembali dan siap terbang lagi. Berkat penggemar Flappy Bird dan upaya besar lain, aku siap meluncurkan kembali game Flappy Bird yang resmi!” ungkap akun Flappy Bird Foundation di X beberapa waktu lalu.
Namun, berbeda dengan permainan klasik pada umumnya, perilisan permainan popular ini menambahkan elemen blockchain dan model play-to-earn pada gameplay.
Oleh karena itu, muncul suatu pertanyaan: apakah ini benar-benar inovasi, atau hanya trik pemasaran yang memanfaatkan nostalgia dan hype seputar teknologi kripto?
Rencana ini memicu reaksi skeptis, terutama setelah Dong Nguyen, pencipta asli Flappy Bird, secara tegas menolak keterlibatannya dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penggunaan kripto dalam game tersebut.
“Tidak, saya tidak ada hubungan dengan game mereka. Saya tidak menjual apapun. Saya juga tidak mendukung kripto,” ujarnya.
Penolakan ini semakin memperjelas kontroversi: apakah permainan klasik seperti Flappy Bird memerlukan blockchain, atau ini hanya usaha untuk memanfaatkan popularitas teknologi baru tanpa memberi nilai tambah nyata?
Dong Nguyen.Misteri Hilangnya Flappy Bird
Flappy Bird pertama kali dirilis pada 2013 dan menjadi populer dalam waktu singkat. Permainan ini dikenal karena gameplay yang sederhana namun sangat menantang.
Popularitas game ini meroket, dengan jutaan unduhan dan pendapatan mencapai US$50.000 per hari melalui iklan.
Namun, pada 2014, di puncak ketenaran, Dong Nguyen secara mengejutkan menarik game ini dari peredaran di toko aplikasi di Android dan platform lainnya, mengklaim bahwa permainan tersebut menjadi terlalu adiktif dan tidak sesuai dengan niat awalnya sebagai hiburan ringan. Namun sejumlah programmer membuat versi duplikat game itu dan sejumlah game yang lain yang menyerupainya.
Kini, hampir satu dekade kemudian, sekelompok orang yang menyebut diri mereka The Flappy Bird Foundation mengklaim telah mendapatkan hak cipta game tersebut dan berencana untuk merilisnya kembali, kali ini dengan elemen blockchain dan kripto.
Ini menimbulkan pertanyaan: apakah Flappy Bird benar-benar memerlukan elemen blockchain atau ini hanya cara untuk memanfaatkan nostalgia dan ketertarikan pada kripto?
Bisnis di Balik Nostalgia
Tidak bisa dipungkiri, nostalgia adalah kekuatan besar dalam industri gaming. Menghidupkan kembali game klasik seperti Flappy Bird jelas berpotensi untuk menarik perhatian para pemain lama yang ingin bernostalgia.
Namun, dalam kasus ini, nostalgia sepertinya juga dipadukan dengan kepentingan bisnis yang lebih besar, dengan blockchain dan kripto sebagai alat untuk memonetisasi kebangkitan game tersebut.
Game klasik sering kali dihargai karena kesederhanaan dan daya tarik universalnya. Dengan menambahkan elemen blockchain dan kripto, pengembang berisiko merusak esensi dari apa yang membuat permainan tersebut popular.
Alih-alih memperkaya pengalaman bermain, elemen-elemen ini dapat menciptakan kompleksitas yang tidak diperlukan, terutama bagi pemain yang hanya ingin menikmati game tersebut.
PlayDoge (PLAY) Usung Game Seperti Tamagotchi
Disinyalir Akan Menggunakan Model Play-to-Earn
Salah satu fitur utama yang mungkin akan ditambahkan pada versi baru Flappy Bird adalah model play-to-earn (P2E).
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Varun Biniwale pada blog resminya, ada beberapa temuan menarik mengenai kebangkitan kembali game legendaris ini.
Menurut Biniwale, Flappy Bird direncanakan akan kembali pada tahun 2025 melalui ‘The Flappy Bird Foundation Group’, yang mengklaim telah mengamankan hak cipta merek Flappy Bird.
Salah satu indikasi kuat bahwa permainan baru ini akan menerapkan model P2E adalah halaman web yang menampilkan kalimat “Play and stake to own”.
Ini menunjukkan bahwa game barunya akan menerapkan mekanisme staking, yang merupakan bagian dari ekosistem P2E. Biniwale juga menduga game itu akan menggunakan blockchain TON (Toncoin) .
Model play-to-earn memungkinkan pemain untuk menghasilkan pendapatan melalui token kripto atau aset digital lainnya selama bermain.
Dalam konsep ini, pemain bisa mendapatkan token yang dapat diperdagangkan di platform blockchain, menawarkan kesempatan untuk “menghasilkan uang” dari game yang mereka mainkan.
Model ini menarik bagi pemain yang ingin mendapatkan imbalan dari waktu bermain mereka. Namun, model ini sering kali mendapat kritik karena memprioritaskan aspek finansial daripada gameplay.
Faktor lain yang memperkuatnya adalah keterlibatan perusahaan pengembangan game, “1208 Productions”.
Perusahaan tersebut tampaknya terfokus pada proyek Web3 dan cryptocurrency, menambah spekulasi bahwa kebangkitan Flappy Bird ni lebih terfokus pada keuntungan finansial daripada pada pengalaman bermainnya.
Eve Online dan Eve Frontier
Hal serupa terjadi pada game klasik lainnya, yaitu Eve Online dan Eve Frontier.
Eve adalah salah satu permainan legendaris di dunia MMORPG (Massively Multiplayer Online Role-Playing Game), yang telah memiliki basis penggemar kuat selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, pengembang Eve Online, CCP juga mengumumkan Eve Frontier, sebuah versi spin-off dari game klasik tersebut yang akan mengintegrasikan teknologi blockchain.
Pengembangnya mengklaim bahwa blockchain akan memberikan pemain kontrol lebih besar atas aset digital mereka dalam permainan, memungkinkan mereka untuk memperdagangkan aset tersebut di pasar kripto.
Namun, banyak penggemar yang skeptis terhadap langkah ini.
“Sayang sekali mereka merusak sebuah game indah yang berpotensi,” ujar salah satu pemain.
Mereka merasa bahwa penambahan elemen blockchain tidak memberikan nilai nyata dan justru menambah kompleksitas yang tidak perlu.
Bahkan, beberapa pemain menyebut ini sebagai upaya pengembang untuk mengeksploitasi teknologi kripto demi keuntungan finansial, bukan untuk memperkaya pengalaman bermain.
Perlukah Teknologi Blockchain Pada Game Klasik Seperti Flappy Bird dan Eve Online?
Meskipun teknologi blockchain menawarkan beberapa fitur menarik, seperti kepemilikan digital dan transaksi yang lebih transparan, penerapannya pada game klasik seperti Flappy Bird dan Eve Online menimbulkan banyak pertanyaan.
Apakah pemain benar-benar menginginkan elemen blockchain dalam permainan yang mereka cintai? Apakah ini membawa manfaat nyata bagi mereka? Apakah teknologi blockchain benar-benar diperlukan dalam game klasik seperti Flappy Bird dan Eve Online?Pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh para pemain itu sendiri.
Sementara teknologi terus berkembang, keinginan dan kebutuhan gamer akan menentukan arah kemana masa depan game klasik akan berlabuh. [dp]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Produk investasi kripto global YTD aliran masuk empat kali lipat dari tahun lainnya: CoinShares
Produk investasi kripto mencatat arus masuk bersih senilai $3,2 miliar secara global minggu lalu, dipimpin oleh ETF Bitcoin spot AS, menurut CoinShares. Arus masuk bersih dana tersebut sejak awal tahun mencapai rekor baru sebesar $44,5 miliar — empat kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, kata Kepala Riset James Butterfill.
Akankah FX Guys Melampaui Pertumbuhan Dogecoin untuk Mencapai $ 2 Pertama?
Altcoin Baru Ini Menarik Investor Dari Sui dan Cardano
Pasangan perdagangan margin spot baru - VELO/USDT
Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Bitget telah meluncurkan perdagangan spot isolated margin untuk VELO/USDT. Keuntungan listing baru: Untuk merayakan listing koin baru, Bitget akan mendistribusikan kupon potongan suku bunga atau trading bonus leverage spot ke akun pengguna secara acak. Kupo