Ripple dan XRP Tumbuh Pesat, Siap Tantang Dominasi SWIFT!
Pertumbuhan penggunaan XRP dalam jaringan Ripple semakin memperlihatkan potensinya untuk menggantikan SWIFT sebagai standar pembayaran lintas batas global.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ripple telah menarik perhatian berbagai lembaga keuangan besar dengan menawarkan solusi yang lebih cepat, efisien dan murah dibandingkan sistem tradisional yang digunakan oleh SWIFT.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mulai beralih ke Ripple, prediksi harga XRP pun ikut terdorong naik seiring peningkatan adopsi teknologi Ripple ini.
Keunggulan Ripple Dibandingkan SWIFT
Seperti yang disorot oleh seorang influencer kripto ternama, salah satu alasan utama di balik meningkatnya minat terhadap Ripple adalah efisiensi jaringan yang ditawarkan oleh XRP Ledger (XRPL) dibandingkan SWIFT.
SWIFT, sebagai sistem pesan antarbank yang telah digunakan selama puluhan tahun, sering menghadapi masalah dalam hal kecepatan dan biaya.
Transaksi melalui SWIFT bisa memakan waktu hingga beberapa hari, dengan potensi error sekitar 6 persen yang menyebabkan keterlambatan lebih lanjut.
Ripple, di sisi lain, memungkinkan penyelesaian transaksi secara real-time dalam hitungan detik dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Setiap transaksi XRP dikenakan biaya sekitar US$0,0002, yang jauh lebih murah dibandingkan biaya rata-rata transaksi SWIFT yang berkisar antara US$10 hingga US$50.
Jaringan yang Semakin Kuat
Dengan lebih dari 500 organisasi yang sudah menggunakan solusi Ripple, termasuk beberapa lembaga keuangan besar seperti Bank of America, pertumbuhan jaringan Ripple terus meningkat.
Banyak perusahaan yang menggunakan XRP sebagai mata uang jembatan untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas, menggantikan kebutuhan akan akun pra-pendanaan di berbagai pasar.
Ini memberikan keuntungan bagi lembaga keuangan, karena mereka tidak perlu menyimpan dana di berbagai negara hanya untuk mendukung transaksi internasional.
“Adopsi teknologi Ripple ini didorong oleh kebutuhan untuk mempermudah pembayaran lintas batas,” ujar Wakil Presiden Penjualan Ripple di kawasan Asia-Pasifik, Fiona Murray.
Ripple Payments, yang sebelumnya dikenal sebagai On-Demand Liquidity (ODL), memungkinkan perusahaan untuk menggunakan XRP dalam transaksi lintas batas dengan cara yang lebih mudah dan terjangkau.
Solusi ini dinilai sangat efektif dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh sistem pembayaran tradisional, terutama dalam hal kecepatan dan likuiditas.
Potensi Kenaikan Harga XRP
Pertumbuhan adopsi tersebut tentu berdampak pada prediksi harga XRP di masa depan. Banyak analis pasar yang percaya bahwa semakin banyaknya lembaga keuangan yang menggunakan XRP akan meningkatkan permintaan terhadap aset kripto ini.
Salah satu analis bahkan memprediksi bahwa jika Ripple berhasil menguasai 10 persen pangsa pasar SWIFT, harga XRP bisa melonjak hingga US$10 atau lebih.
Dalam jangka panjang, adopsi XRP yang lebih luas diperkirakan akan meningkatkan nilai aset ini secara signifikan. Prediksi harga hingga US$10.000 muncul dalam skenario di mana Ripple berhasil menggantikan peran SWIFT secara global.
Meskipun angka ini masih spekulatif, tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kenaikan harga XRP sangat besar jika Ripple terus memperluas jaringannya dan mendapatkan kepercayaan dari lebih banyak lembaga keuangan.
Namun, adopsi Ripple tidak datang tanpa tantangan. Salah satu faktor utama yang menjadi penghalang bagi adopsi XRP secara masif adalah regulasi.
Ripple masih harus menghadapi sejumlah hambatan hukum di beberapa negara, yang mungkin memperlambat penetrasi mereka ke pasar global.
SWIFT, di sisi lain, telah memiliki reputasi yang solid selama puluhan tahun dan telah sesuai dengan regulasi di seluruh dunia, memberikan rasa aman bagi lembaga keuangan yang sudah menggunakannya.
Namun demikian, kecepatan dan efisiensi yang ditawarkan oleh Ripple menjadikannya solusi yang semakin menarik bagi lembaga keuangan yang mencari alternatif dari sistem tradisional yang lambat dan mahal.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mulai menggunakan Ripple, tampaknya hanya masalah waktu sebelum jaringan ini benar-benar menjadi pesaing utama SWIFT dalam pembayaran lintas batas. [st]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Korea Selatan menjatuhkan sanksi pada peretas kripto Korea Utara, operator TI
Tinjauan Cepat Korea Selatan memberlakukan sanksi terhadap 15 individu Korea Utara dan satu entitas yang terlibat dalam aktivitas siber ilegal, termasuk pencurian mata uang kripto. Peretas Korea Utara mencuri mata uang kripto senilai $1,34 miliar pada tahun 2024, menurut Chainalysis.
Bagian transaksi Runes di jaringan Bitcoin turun ke level terendah baru
Ringkasan Singkat Ini menunjukkan kontras yang mencolok dengan periode antara April dan November ketika Runes sering kali terdiri dari lebih dari 50% transaksi harian Bitcoin. Berikut adalah kutipan dari buletin Data dan Wawasan The Block.
Pengadilan Montenegro menolak banding ekstradisi pendiri Terra, Do Kwon
Pengadilan Konstitusi Montenegro menolak banding Kwon atas putusan Mahkamah Agung yang memberikan wewenang kepada Menteri Kehakiman atas ekstradisinya.
Crypto bisa melihat 'fajar era baru' pada tahun 2025
Stablecoin dapat membantu mendorong kripto ke arus utama, kata Bruno Caratori dari Hashdex