Benjamin Cowen: Bitcoin Sedang Mengulang Siklus 2019
Dalam wawancara terbaru dengan YouTuber keuangan dan teknologi David Lin, ahli strategi kripto terkenal, Benjamin Cowen, membagikan pandangan yang menarik perhatian komunitas Bitcoin (BTC).
Cowen, yang diikuti secara luas karena pendekatannya yang analitis terhadap pasar kripto, menyarankan bahwa koreksi Harga BTC saat ini sangat mirip dengan perilakunya sekitar lima tahun yang lalu.
Perbandingan ini dengan tahun 2019 didasarkan pada berbagai metrik, termasuk yang disebut Cowen sebagai metrik risiko sosial, yang dia yakini dapat memberikan petunjuk tentang fase selanjutnya dalam siklus pasar Bitcoin.
Penurunan Minat Sosial sebagai Tanda
Dailyhodl melaporkan bahwa, analisis Cowen berfokus pada pengamatan bahwa tingkat minat pada kripto, terutama yang diukur melalui jumlah penonton YouTube, telah menurun secara signifikan.
Pada tahun 2021, ketika pasar berada dalam keadaan euforia, channel YouTube terkait kripto mengalami lonjakan penonton, dengan beberapa channel yang mencapai rata-rata hingga empat juta penonton per hari.
Namun, lanskap ini telah berubah drastis, dengan channel-channel tersebut kini hanya menarik sekitar 850.000 penonton per hari. Penurunan tajam dalam jumlah penonton ini, menurut Cowen, mengingatkan pada kondisi yang terjadi pada tahun 2019, tepat sebelum Bitcoin memulai reli berikutnya.
Metrik Risiko Sosial dan Potensi Reli Bitcoin
Metrik risiko sosial, seperti yang dijelaskan Cowen, pada dasarnya adalah ukuran minat publik terhadap kripto, terutama yang tercermin dalam platform media sosial dan online.
Menurut Cowen, metrik itu baru-baru ini mencapai titik terendah, mencerminkan pola yang diamati pada tahun 2019.
Penurunan minat sosial ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar mendekati titik di mana ia mungkin berbalik arah dan mengalami reli signifikan, mirip dengan yang terjadi pada tahun 2021.
Absennya Mania Investor Ritel
Namun, Cowen dengan cepat menunjukkan bahwa kondisi pasar saat ini berbeda dalam satu aspek penting, yakni tidak adanya mania investor ritel.
Tidak seperti pada tahun 2021, ketika investor ritel membanjiri pasar, mendorong Bitcoin ke rekor tertinggi baru, reli baru-baru ini tidak disertai dengan lonjakan partisipasi ritel yang serupa.
Kurangnya semangat ritel ini telah membingungkan banyak analis dan trader, terutama mengingat bahwa BTC berhasil mencapai rekor baru meskipun aktivitas ritel yang lesu.
Cowen juga menjelaskan bahwa pergerakan harga Bitcoin baru-baru ini memiliki kesamaan dengan pola tahun 2019 dalam hal persentase kenaikan. Dia mencatat bahwa dari titik terendah 2018 hingga puncak 2019, Bitcoin mengalami kenaikan sekitar 350 persen.
Peningkatan persentase serupa diamati dalam reli dari titik terendah 2022 hingga puncak awal 2024.
Paralel ini, menurut Cowen, memperkuat gagasan bahwa lintasan Bitcoin saat ini dapat mengikuti jalur yang sudah pernah dibentuk, yang berpotensi mengarah ke reli signifikan lainnya dalam waktu dekat. Mari kita saksikan. [st]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Lonjakan 8% Mendadak XRP Uji Kekuatan Bulls
Rangkaian pembajakan X berlanjut saat peretas mengakses akun Litecoin, Foresight Ventures, dan lainnya
Serangan Cepat Serangan yang berupaya untuk mengkompromikan akun X pengguna terkemuka telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan Litecoin, Foresight Ventures, dan CTO LayerZero termasuk di antara korban terbaru. Peretas biasanya memposting penipuan memecoin dari akun yang dibajak, berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari pedagang yang bergerak cepat. Pakar keamanan Taylor Monahan merekomendasikan pengguna X untuk meninjau pengaturan keamanan mereka menggunakan panduan audit mandiri.
Singapura melarang Polymarket di tengah tindakan keras nasional terhadap situs perjudian online
Singkatnya, Singapura telah membatasi akses domestik ke Polymarket sebagai bagian dari tindakan keras nasional terhadap perjudian online tanpa izin, yang telah menyebabkan lebih dari 3.800 situs web ditutup sejak awal tahun. Singapura bergabung dengan Taiwan, Prancis, AS, dan lainnya sebagai yurisdiksi yang dibatasi.
Larangan Crypto Kenya Mendekati Akhir: Kerangka Hukum dalam Pembangunan