Pasar Kripto Lesu, Harga Bitcoin Turun ke US$56.000
Setelah melewati pekan yang relatif tenang, harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami volatilitas dengan fluktuasi harga yang cukup tajam selama beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada Jumat pagi (16/8/2024), harga Bitcoin mencatat penurunan drastis dari kisaran US$59.400 menjadi US$57.500.
Aset kripto terbesar ini bahkan terus terjun hingga menyentuh level US$56.630 sebelum akhirnya pulih dan ke harga US$57.420. Dalam sepekan terakhir, harga Bitcoin telah turun lebih dari 6,7%.
Pergerakan harga Bitcoin selama sepekan terakhir. Sumber: CoinMarketCapPenurunan harga Bitcoin ini diikuti oleh penurunan pada aset kripto lainnya, seperti Ether (ETH) yang merosot sebesar 3% ke kisaran US$2.570. Altcoin besar lainnya yang juga mengalami tekanan termasuk ADA (-4%), TON (-3%), AVAX (-4%), dan NEAR (-4%).
Adapun, penurunan di pasar spot ini juga disertai dengan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif kripto, di mana sebanyak 56.107 trader mengalami likuidasi dengan total nilai mencapai US$211,18 juta setara Rp3,3 triliun yang mayoritas terjadi pada posisi long, menurut data CoinGlass .
Baca juga: AS Pindahkan Bitcoin, Harga BTC Gagal Reli!
Penyebab Penurunan Kripto Masih Belum Jelas
Bitcoin telah mengalami penurunan signifikan sejak kuartal kedua 2024, yang salah satunya disebabkan oleh langkah pemerintah Jerman yang memutuskan untuk mulai menjual seluruh kepemilikan Bitcoin mereka hingga 50.000 BTC yang disita dari platform streaming ilegal Movie2k.
Penurunan berikutnya terjadi pada awal Agustus ini, ketika perekonomian global mengalami tekanan setelah Bank Sentral Jepang memutuskan untuk menaikkan suku bunga, yang menyebabkan pelemahan pada carry trade yen. Hal ini memicu kejatuhan pasar ekuitas global yang turut menyeret semua aset berisiko, termasuk kripto.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambles ke US$54 Ribu, Ini Penyebabnya!
Namun, penurunan harga Bitcoin kali ini tampaknya tidak memiliki katalis yang jelas, mengingat pasar ekuitas AS justru sedang mengalami kenaikan, seperti yang terlihat pada indeks SP 500 yang naik 1,6% dan Nasdaq yang naik 2,3%.
Meski demikian, Bitcoin masih memiliki potensi untuk rebound dengan beberapa katalis pendorong, seperti ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada bulan September mendatang, peningkatan adopsi ETF Bitcoin spot, hingga minat investasi Bitcoin yang semakin besar oleh institusi.
Baru-baru ini, miner Bitcoin Marathon Digital berhasil mengumpulkan dana sebesar US$300 juta melalui penawaran obligasi konversi dan langsung menggunakan dana tersebut untuk membeli lebih dari 4.000 Bitcoin dengan harga sekitar US$59.000 per koin.
Di sisi lain, produsen peralatan medis Semler Scientific mengumumkan pada awal Agustus bahwa pihaknya telah melakukan pembelian 101 BTC tambahan dengan jumlah keseluruhan senilai US$6 juta.
Sejak mengumumkan penerapan cadangan strategis Bitcoin pada Mei 2024, Semler Scientific telah membeli 929 BTC senilai US$63 juta.
Baca juga: Perusahaan Teknologi Medis Ini Beli Bitcoin Senilai Rp646 Miliar
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Lonjakan 8% Mendadak XRP Uji Kekuatan Bulls
Rangkaian pembajakan X berlanjut saat peretas mengakses akun Litecoin, Foresight Ventures, dan lainnya
Serangan Cepat Serangan yang berupaya untuk mengkompromikan akun X pengguna terkemuka telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan Litecoin, Foresight Ventures, dan CTO LayerZero termasuk di antara korban terbaru. Peretas biasanya memposting penipuan memecoin dari akun yang dibajak, berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari pedagang yang bergerak cepat. Pakar keamanan Taylor Monahan merekomendasikan pengguna X untuk meninjau pengaturan keamanan mereka menggunakan panduan audit mandiri.
Singapura melarang Polymarket di tengah tindakan keras nasional terhadap situs perjudian online
Singkatnya, Singapura telah membatasi akses domestik ke Polymarket sebagai bagian dari tindakan keras nasional terhadap perjudian online tanpa izin, yang telah menyebabkan lebih dari 3.800 situs web ditutup sejak awal tahun. Singapura bergabung dengan Taiwan, Prancis, AS, dan lainnya sebagai yurisdiksi yang dibatasi.
Larangan Crypto Kenya Mendekati Akhir: Kerangka Hukum dalam Pembangunan